SISTEM MANAJEMEN BANK UMUM
Sistem
manajemen dalam pembahasan ini ialah berhubungan dengan tata cara Bank mengatur
pola operasional dari berbagai aktivitas Bank. Pola ini erat juga kaitannya
dengan sistem sentralisasi manajemen atau desentralisasi.
Ada
empat macam sistem manajemen bank yang perlu kita ketahui, yaitu:
1. Unit
Banking System
2. Branch
Banking System
3. Group
& Chain Banking System
4. Mixed
System
Unit Banking System
Sistem
ini menyebutkan berlakunya pola operasional perbankan pada ruang lingkup unit
tersebut saja, berdiri sendiri dan mempunyai kewenangan yang mencakup kegiatan
di batas bank itu sendiri. Pada sistem ini (UBS = Unit Banking System) bank
tidak membuka cabang diluar distrik atau propinsinya atau terbatas pada Negara
bagian tertentu, seperti di Amerika Serikat misalnya. Di USA bank-bank di
Negara bagian Ohio tidak dapat beroperasi di Alabama, demikian sebaliknya. Jadi
bank tersebut hanya bisa beroperasi di dalam Negara bagian atau propinsinya
saja. Contoh di Indonesia adalah Bank Pembangunan Daerah (BPD). Misalnya BPD Sumatera
Selatan tidak bisa beroperasi di Lampung atau BPD Lampung tidak bisa beroperasi
di Jakarta, Jawa Barat atau Sumatera Utara; sebab di tiap-tiap propinsi ada
Bank Pembangunan Daerah tersendiri.
Tetapi
tidak ada Kantor Pusat (Kantor Besar) dari semua BPD di Indonesia. Setiap BPD
mempunyai hak otonomi di daerahnya masing-masing dan mereka tidak ada hubungan
struktural satu sama lainnya. Setiap BPD dimiliki oleh masing-masing Pemda.
Ciri-ciri
utama dari Bank yang menganut Unit Banking dalam sistem manajemennya adalah:
a. Organisasinya
kecil.
b. Ruang
lingkup operasionalnya terbatas.
c. Hanya
sedikit sekali adanya delegation of authority.
d. Keputusan
kredit agar lebih cepat karena prosedurnya tidak berbelit dan langsung
ditangani Direksi.
e. Karena
sistemnya kesatuan (unitarism) maka kekuasaan bisa terhimpun pada satu tangan.
Kadangkala hal seperti ini menimbulkan kelemahan-kelemahan tertentu.
Contoh
lain adalah Bank-bank Pasar, yang bersifat unit banking dengan ruang lingkup
lebih lokal lagi. Misalnya di Jakarta Bank Pasar di Tanah Abang hanya
beroperasi di sekitar pasar itu saja. Dia tidak bisa beroperasi si pasar Senen
atau pasar Jatinegara.
Branch Banking System
Bank-bank
raksasa yang berpusat di Amerika Serikat menganut sistem ini. Juga bank-bank di Negara bagian California,
secara khusus menganut system ini. System Branch Banking, dimana ada Kantor
Pusat dan beberapa cabang di kota-kota lain dengan sistem manajemen modern yang
terpadu, berencana dan desentralisasi kewenangan dana dan kredit ini,
mula-mulanya berkembang di Inggris sejak permulaan abad lalu. System Branch
Banking memiliki beberapa kelebihan, tetapi juga mengandung beberapa
kelemahan.
Kelebihan-kelebihan
System Branch Banking:
a. Organisasi
besar dengan jaringan operasional luas.
b. Kantor
pusat bisa memikirkan perencanaan pengembangan bank dalam perspektif jangka
panjang, sedangkan cabang-cabang dan kantor wilayah bisa memikirkan
rencana-rencana jangka pendek.
c. Penerapan
sistem organisasi lini dan staf dengan wawasan yang luas dapat lebih berkembang.
d. Ada
delegation of authority yang lebih jelas dan mantap, terutama dalam wewenang
pemberian kredit berdasarkan status cabang.
e. Bidang
usaha yang dibiayai Bank dapat lebih luas variasinya karena menyangkut berbagai
daerah, bahkan sampai ke luar negeri.
Kelemahan
Sistem Branch Banking:
a. Bagi
kredit yang berjumlah besar (missalnya sampai ke Direksi) memakan waktu cukup
lama karena harus melalui jenjang status, misalnya ke cabang diatasnya dan
kantor wilayah.
b. Seiring
tidak meratanya keterampilan manajerial dan teknis di cabang-cabang, sehingga
sering terjadi keterlambatan dalam mengetahiu akibat-akibat langsung dari suatu
perubahan ekonomi atau perdagangan yang mempunyai dampak luas bagi pengelolaan
dan kredit.
Group and Chained Banking System
Beberapa
bank menggabungkan diri dalam pola manajemen terutama soal dana dan kredit yang
dipimpin oleh salah satu bank yang terbesar dalam kelompok atau perorangan yang
merupakan pemegang saham terbesar. Bank yang memimpin ini bertindak seperti
halnya Holding Company dan yang lainnya seperti semacam anak-anak perusahaan.
Segala macam permasalahan manajerial seperti perhimpunan dana, penempatan dana
dalam earning asset dan kredit dibahas bersama dan diselenggarakan dengan
dukungan masing-masing anggota.
Kelebihan
yang sering terjadi adalah timbulnya system monopoli oleh yang terkuat atau
timbulnya keputusan-keputusan sepihak yang kadangkala tidak memuaskan anggota
group. Chained Banking System biasanya terjadi karena beberapa bank dikuasai
oleh satu keluarga tertentu, sehingga pemimpin keluarga itu serta-merta menjadi
bos besar kelompok bank tersebut, walaupun mereka berada di berbagai daerah
atau kota.
Sistem Campuran (Mixed System)
Sistem
ini paling susah dipantau karena pada bagian kegiatan tertentu menggunakan unit
system dan pada bagian lain menjalankan branch system. Biasanya bank-bank besar
memberikan wewenang khusus bagi cabang-cabang tertentu, misalnya cabang khusus
atau cabang utama atau cabang-cabang di luar negeri yang seolah-olah seperti
unit banking system, apalagi bila cabang itu berada di luar negeriyang
kebanyakan Negara harus berdiri sendiri meskipun dengan jaminan kantor
pusatnya.
Certain banks undertake both commercial and industrial
banking. This system knows as mixed banking. The feature of mixed banking is to
attract deposits and raise capital and loans from the public and make them
available to industries for both short and long periods. The traditional view
of banking was that commercial bank should strictly confine themselves to short
term lending and maintain a high degree of liquidity as they are traders in
other’s deposits. But banks in some European countries activity lend to
industries for long term and subscribe to share capital of new companies. Such
banks in Germany are known as universal bank or mixed banks as they combine
commercial banking with industrial finance.
The
need for mixed banking
1.
The
need for industrial revival was felt both by the government and the banks. Many
industrial units to which the banks had supplied short-term loans were not in a
position to repay. So the bank took a wise step to take debentures of such
companies in view of short term loans instead of writing them off.
2.
The
deposits of commercial banks were fast increasing it was advisable for the
banks to advance loans for long periods.
3.
The
growth of big industries led to a decrease in the dependence of bank finance as
they built up their own surplus funds to supplement their working capital. Thus
banks were deprived of their best customers. So they were compelled to grant
long-term loans to big industries and gradually start holding industrial
securities.
4.
The
government policy was for quick industrialization in countries like Germany and
Japan. Bank undertook the responsibility of supplying long-term finance to industries
for speedy industrialization.
5.
Stock
exchange was increased for the marketability of securities of joint stock
companies. The bank companies as they could sell them in the stock exchange at
any time and convert them into cash.
Merits of mixed banking
1.
It
grants short-term loans for the purchase of raw materials and the payment of
wages and salaries and also grants long term loans for the purchase of plant
and machinery and other assets. Thus an industrial concern need not go to
different types of banks for its different types of requirements.
2.
A
commercial bank raises large funds from the public by way of deposits. Many
people do not like to subscribe shares and debentures of the industrial banks
because they prefer to keep their money in various deposits. Thus if a
commercial bank undertakes industrial banking, it will have large funds to
provide substantial aid to industries.
3.
During periods of depression, banks
suffer heavy losses when the securities of companied lose their value because
of fall in demand for the sale of securities held by it. Banks with poor
reserves may fail. This is a serious drawback of mixed banking.
4.
During periods of boom, banks are
tempted to over invest their funds in industries beyond safe limits. The bank
may indulge into speculation of shares in the hope of earning higher profits.
This carries great results into huge losses.
Thus the system
of mixed banking has serious evils despite the fact that it has several
advantages. Many banks failed in France, America and other countries due to
industrial finance. The central bank of the country must be strong enough to
guide and control the operations of the mixed banks. In countries like India,
mixed banking should be under taken with great care.
In a nutshell
it is a system of banking under which commercial banks provide both short and
long-term loans for commerce and industries.
Trade requires
both short term loans whereas industries requires short and long term loans.
Under the mixed banking system the commercial banks meet the short as well as
long term requirements of industries. Therefore, it is know as mixed banking.
The German banking system falls under this category. They are also referred to
as universal banks.
The banks help
the industrial units to appoint experts in various departments. There is
efficiency and economy in the operations. These banks also help the companies
in mobilizing larger financial resources by selling their shares to the public.
Due to its long term accommodation to industries there is a wide spread industrial
development in the country.
Thus in case of
specialized banking a commercial bank is not in a position to give a sound
advice for the purchase of securities. Thus mixed banking stimulated capital
formation in the country.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar