Senin, 28 April 2014

sistem manajemen bank


SISTEM MANAJEMEN BANK UMUM
Sistem manajemen dalam pembahasan ini ialah berhubungan dengan tata cara Bank mengatur pola operasional dari berbagai aktivitas Bank. Pola ini erat juga kaitannya dengan sistem sentralisasi manajemen atau desentralisasi.
Ada empat macam sistem manajemen bank yang perlu kita ketahui, yaitu:
1.      Unit Banking System
2.      Branch Banking System
3.      Group & Chain Banking System
4.      Mixed System
Unit Banking System
Sistem ini menyebutkan berlakunya pola operasional perbankan pada ruang lingkup unit tersebut saja, berdiri sendiri dan mempunyai kewenangan yang mencakup kegiatan di batas bank itu sendiri. Pada sistem ini (UBS = Unit Banking System) bank tidak membuka cabang diluar distrik atau propinsinya atau terbatas pada Negara bagian tertentu, seperti di Amerika Serikat misalnya. Di USA bank-bank di Negara bagian Ohio tidak dapat beroperasi di Alabama, demikian sebaliknya. Jadi bank tersebut hanya bisa beroperasi di dalam Negara bagian atau propinsinya saja. Contoh di Indonesia adalah Bank Pembangunan Daerah (BPD). Misalnya BPD Sumatera Selatan tidak bisa beroperasi di Lampung atau BPD Lampung tidak bisa beroperasi di Jakarta, Jawa Barat atau Sumatera Utara; sebab di tiap-tiap propinsi ada Bank Pembangunan Daerah tersendiri.  
Tetapi tidak ada Kantor Pusat (Kantor Besar) dari semua BPD di Indonesia. Setiap BPD mempunyai hak otonomi di daerahnya masing-masing dan mereka tidak ada hubungan struktural satu sama lainnya. Setiap BPD dimiliki oleh masing-masing Pemda.
Ciri-ciri utama dari Bank yang menganut Unit Banking dalam sistem manajemennya adalah:
a.       Organisasinya kecil.
b.      Ruang lingkup operasionalnya terbatas.
c.       Hanya sedikit sekali adanya delegation of authority.
d.      Keputusan kredit agar lebih cepat karena prosedurnya tidak berbelit dan langsung ditangani Direksi.
e.       Karena sistemnya kesatuan (unitarism) maka kekuasaan bisa terhimpun pada satu tangan. Kadangkala hal seperti ini menimbulkan kelemahan-kelemahan tertentu.
Contoh lain adalah Bank-bank Pasar, yang bersifat unit banking dengan ruang lingkup lebih lokal lagi. Misalnya di Jakarta Bank Pasar di Tanah Abang hanya beroperasi di sekitar pasar itu saja. Dia tidak bisa beroperasi si pasar Senen atau pasar Jatinegara.
Branch Banking System
Bank-bank raksasa yang berpusat di Amerika Serikat menganut sistem ini.  Juga bank-bank di Negara bagian California, secara khusus menganut system ini. System Branch Banking, dimana ada Kantor Pusat dan beberapa cabang di kota-kota lain dengan sistem manajemen modern yang terpadu, berencana dan desentralisasi kewenangan dana dan kredit ini, mula-mulanya berkembang di Inggris sejak permulaan abad lalu. System Branch Banking memiliki beberapa kelebihan, tetapi juga mengandung beberapa kelemahan. 
Kelebihan-kelebihan System Branch Banking:
a.       Organisasi besar dengan jaringan operasional luas.
b.      Kantor pusat bisa memikirkan perencanaan pengembangan bank dalam perspektif jangka panjang, sedangkan cabang-cabang dan kantor wilayah bisa memikirkan rencana-rencana jangka pendek.
c.       Penerapan sistem organisasi lini dan staf dengan wawasan yang luas dapat lebih berkembang.
d.      Ada delegation of authority yang lebih jelas dan mantap, terutama dalam wewenang pemberian kredit berdasarkan status cabang.
e.       Bidang usaha yang dibiayai Bank dapat lebih luas variasinya karena menyangkut berbagai daerah, bahkan sampai ke luar negeri.
Kelemahan Sistem Branch Banking:
a.       Bagi kredit yang berjumlah besar (missalnya sampai ke Direksi) memakan waktu cukup lama karena harus melalui jenjang status, misalnya ke cabang diatasnya dan kantor wilayah.
b.      Seiring tidak meratanya keterampilan manajerial dan teknis di cabang-cabang, sehingga sering terjadi keterlambatan dalam mengetahiu akibat-akibat langsung dari suatu perubahan ekonomi atau perdagangan yang mempunyai dampak luas bagi pengelolaan dan kredit.
Group and Chained Banking System
Beberapa bank menggabungkan diri dalam pola manajemen terutama soal dana dan kredit yang dipimpin oleh salah satu bank yang terbesar dalam kelompok atau perorangan yang merupakan pemegang saham terbesar. Bank yang memimpin ini bertindak seperti halnya Holding Company dan yang lainnya seperti semacam anak-anak perusahaan. Segala macam permasalahan manajerial seperti perhimpunan dana, penempatan dana dalam earning asset dan kredit dibahas bersama dan diselenggarakan dengan dukungan masing-masing anggota.
Kelebihan yang sering terjadi adalah timbulnya system monopoli oleh yang terkuat atau timbulnya keputusan-keputusan sepihak yang kadangkala tidak memuaskan anggota group. Chained Banking System biasanya terjadi karena beberapa bank dikuasai oleh satu keluarga tertentu, sehingga pemimpin keluarga itu serta-merta menjadi bos besar kelompok bank tersebut, walaupun mereka berada di berbagai daerah atau kota.
Sistem Campuran (Mixed System)
Sistem ini paling susah dipantau karena pada bagian kegiatan tertentu menggunakan unit system dan pada bagian lain menjalankan branch system. Biasanya bank-bank besar memberikan wewenang khusus bagi cabang-cabang tertentu, misalnya cabang khusus atau cabang utama atau cabang-cabang di luar negeri yang seolah-olah seperti unit banking system, apalagi bila cabang itu berada di luar negeriyang kebanyakan Negara harus berdiri sendiri meskipun dengan jaminan kantor pusatnya.
Certain banks undertake both commercial and industrial banking. This system knows as mixed banking. The feature of mixed banking is to attract deposits and raise capital and loans from the public and make them available to industries for both short and long periods. The traditional view of banking was that commercial bank should strictly confine themselves to short term lending and maintain a high degree of liquidity as they are traders in other’s deposits. But banks in some European countries activity lend to industries for long term and subscribe to share capital of new companies. Such banks in Germany are known as universal bank or mixed banks as they combine commercial banking with industrial finance.
The need for mixed banking
1.      The need for industrial revival was felt both by the government and the banks. Many industrial units to which the banks had supplied short-term loans were not in a position to repay. So the bank took a wise step to take debentures of such companies in view of short term loans instead of writing them off.
2.      The deposits of commercial banks were fast increasing it was advisable for the banks to advance loans for long periods.
3.      The growth of big industries led to a decrease in the dependence of bank finance as they built up their own surplus funds to supplement their working capital. Thus banks were deprived of their best customers. So they were compelled to grant long-term loans to big industries and gradually start holding industrial securities.
4.      The government policy was for quick industrialization in countries like Germany and Japan. Bank undertook the responsibility of supplying long-term finance to industries for speedy industrialization.
5.      Stock exchange was increased for the marketability of securities of joint stock companies. The bank companies as they could sell them in the stock exchange at any time and convert them into cash.
Merits of mixed banking
1.      It grants short-term loans for the purchase of raw materials and the payment of wages and salaries and also grants long term loans for the purchase of plant and machinery and other assets. Thus an industrial concern need not go to different types of banks for its different types of requirements.
2.      A commercial bank raises large funds from the public by way of deposits. Many people do not like to subscribe shares and debentures of the industrial banks because they prefer to keep their money in various deposits. Thus if a commercial bank undertakes industrial banking, it will have large funds to provide substantial aid to industries.
3.      During periods of depression, banks suffer heavy losses when the securities of companied lose their value because of fall in demand for the sale of securities held by it. Banks with poor reserves may fail. This is a serious drawback of mixed banking.
4.      During periods of boom, banks are tempted to over invest their funds in industries beyond safe limits. The bank may indulge into speculation of shares in the hope of earning higher profits. This carries great results into huge losses.
Thus the system of mixed banking has serious evils despite the fact that it has several advantages. Many banks failed in France, America and other countries due to industrial finance. The central bank of the country must be strong enough to guide and control the operations of the mixed banks. In countries like India, mixed banking should be under taken with great care.
In a nutshell it is a system of banking under which commercial banks provide both short and long-term loans for commerce and industries.
Trade requires both short term loans whereas industries requires short and long term loans. Under the mixed banking system the commercial banks meet the short as well as long term requirements of industries. Therefore, it is know as mixed banking. The German banking system falls under this category. They are also referred to as universal banks.
The banks help the industrial units to appoint experts in various departments. There is efficiency and economy in the operations. These banks also help the companies in mobilizing larger financial resources by selling their shares to the public. Due to its long term accommodation to industries there is a wide spread industrial development in the country.
Thus in case of specialized banking a commercial bank is not in a position to give a sound advice for the purchase of securities. Thus mixed banking stimulated capital formation in the country.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar