Senin, 28 April 2014

analisis keuangan


ANALISIS KEUANGAN
Laporan keuangan merupakan salah satu alat untuk memberikan informasi mengenai keadaan keuangan suatu perusahaan pada periode tertentu. Informasi dari laporan keuangan mempunyai arti yang penting bagi pihak yang berkepentingan. Bagi Bank analisa laporan keuangan merupakan proses yang sangat penting yang tidak bisa dipisahkan dari analisis kredit. Hal ini disebabkan karena analisa laporan keuangan mempunyai tujuan agar resiko dalam pemberian kredit seperti adanya ketidakpastian dimasa mendatang dapat diminimalisir. Sehingga tujuan pemberian kredit dapat tercapai baik dari segi safety, yaitu kredit yang telah diberikan dapat dikembalikan sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan, dan dari segi profitabilitas yaitu kredit yang diberikan dapat memberikan keuntungan bagi kreditur berupa bunga.
Gambaran kinerja suatu bank baik umum maupun syariah biasanya tercermin dalam laporan keuangannya. Laporan keuangan bertujuan untuk menyediakan informasi yang bermanfaat bagi pihak – pihak yang berkepentingan dalam pengambilan keputusan ekonomi seperti :
1.      Pemilik dana/ shahibul maal
2.      Pihak-pihak yang memanfaatkan dan menerima penyaluran dana
3.      Pembayar zakat, infak dan shadaqah
4.      Pemegang saham
5.      Otoritas pengawasan
6.      Bank Indonesia
7.      Pemerintah
8.      Lembaga penjamin simpanan
9.      Masyarakat.

Keterbatasan-Keterbatasan Laporan Keuangan
Pengambilan keputusan ekonomi tidak dapat semata-mata didasarkan atas informasi yang terdapat dalam laporan keuangan. Hal ini disebabkan karena laporan keuangan memiliki keterbatasan, antara lain:
  1. Bersifat historis yang menunjukkan transaksi dan peristiwa yang telah lampau.
  2. Bersifat umum, baik dari sisi informasi maupun manfaat bagi pihak pengguna.
  3. Bersifat konservatif dalam menghadapi ketidakpastian. Apabila terdapat beberapa kemungkinan kesimpulan yang tidak pasti mengenai penilaian suatu pos, maka lazimnya dipilih alternatif yang menghasilkan  laba bersih atau nilai aktiva yang paling kecil.           
  4. Lebih menekankan pada penyajian suatu peristiwa atau  transaksi sesuai substansinya
    dan realitas ekonomi daripada bentuk hukumnya.(formalitas)
  5. Disusun dengan menggunakan istilah-istilah teknis akuntansi dan pemakai laporan diasumsikan memahami bahasa teknis akuntansi dan sifat dari informasi yang dilaporkan.
  6. Tidak luput dari penggunaan berbagai pertimbangan dan taksiran.
  7. Hanya melaporkan informasi yang material.
  8. Adanya berbagai alternatif metode akuntansi yang dapat digunakan sehingga menimbulkan variasi dalam pengukuran sumber daya ekonomis dan tingkat kesuksesan antar bank.
  9. Informasi yang bersifat kualitatif dan fakta yang tidak dapat dikualifikasikan umumnya diabaikan.   
Keterbatasan Laporan Keuangan dengan melihat beberapa sifat laporan keuangan mak adapat dilihat bahwa laporan keuangan itu mempunyai beberapa keterbatasan antara lain:
a.       Laporan keuangan dibuat antara waktu tertentu (interm report) dan bukan merupakan laporan final.
b.      Adanya beberapa standar nilai yang bergabung. Beberapa aktiva, biasanya aktiva tetap dilaporkan berdasarkan harga perolehan dikurangi dengan akumulasi penghapusannya, karenanya nilai aktiva itu dalam laporan keuangan akan tercantum sebesar nilai bukunya.
c.       Adanya pengaruh daya beli uang berubah. Daya beli uang dari hari kehari selalu berubah sesuai dengan kehidupan perekonomian sehari-hari.
d.      Adanya faktor-faktor yang tidak dinyatakan dengan uang, Laporan keuangan adalah akumulasi dari kejadian-kejadian atau transaksi-transaksi perusahaan yang dapat dinyatakan dengan satuan uang.
e.       Laporan keuangan bersifat historis, yaitu merupakan laporan atas kejadian yang telah lewat, oleh karena itu laporan keuangan tidak dapat dianggap sebagai satu-satunya sumber informasi dalam proses pengambilan keputusan ekonomi.
f.       Laporan keuangan bersifat umum dan bukan dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan pihak-pihak tertentu.
g.      Proses penyusunan iaporan keuangan tidak luput dari penggunaan taksiran - taksiran dan berbagai pertimbangan.
h.      Akuntansi hanya melaporkan informasi yang material.
i.        Laporan keuangan bersifat konservatif dalam menghadapi ketidakpastian. Bila terdapat beberapa kemungkinan konklusi yang tidak pasti mengenai penilaian suatu pos, maka lazimnya dipilih alternative yang menghasilkan laba bersih atau nilai aktiva yang paling kecil.
j.        Laporan keuangan lebih menekankan pada makna ekonomi suatu peristiwa / transaksi dari pada bentuk hukumnya (formalitas).
k.      Laporan keuangan di susun dengan istlah-istilah teknis.
l.        Adanya berbagai alternatif metode akuntansi yang dapat digunakan menimbulkan variasi dalam pengukuran sumber-sumber ekonomi dan tingkat kesuksesan antar perusahaan.
m.    Informasi yang bersifat kualitatif dan fakta yang tidak dikuantifikasikan umumnya diabaikan.
n.      Nilai yang tercantum dineraca hanyalah nilai pada suatu saat tertentu saja.
o.      Analisis harus menyadari kemungkinan adanya suatu window dressing.
p.      Nilai beli rupiah makin lemah.
Rasio – Rasio Keuangan Bank Syariah di Indonesia
Hingga saat ini analisis rasio keungan bank syariah msih menggunakan aturan yang berlaku di bank konvensional. Jenis analisis rasio keuangan dapat dilakukan melalui dua cara, yaitu:
1.      Perbandingan internal. Analisis dengan membandingkan rasio periode sekarang dengan periode yang lalu dan yang akan datang untuk perusahaan yang sama.
  1. Perbandingan esternal. Analisis dilakukan dengan membandingkan rasio perusahaan dengan perusahaan lain yang sejenis  dengan rata-rata industri pada suatu titik yang sama.
Jenis – jenis Rasio Keuangan Bank
1.      Rasio Likuiditas, adalah ukuran kemampuan bank dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya, meliputi :
a.       Rasio Lancar (current ratio), adalah kemampuan bank untuk membayar utang dengan menggunakan aktiva lancar  yang dimiliki.
Rasio lancar = Kas + Penempatan / Utang lancar
b.      Rasio Cepat (quick ratio), adalah ukuran untuk mengetahui kemampuan bank dalam utang jangka pendeknya dengan aktiva lancar yang lebih likuid.
Rasio cepat = Kas / Utang lancar
c.       Rasio Pembiayaan terhadap Dana Pihak Ketiga (financiang Deposit Ratio), menunjukkan kesehatan bank dalam memberikan pembiayaan.
Rasio Pembiayaan Terhadap Pihak Ketiga = Total Pembiayaan / Total DPK
2.      Rasio Aktivitas, adalah ukuran untuk menilai tingkat efesiensi bank dalam memanfaatkan sumber dana yang dimilikinya, rasio ini meliputi :
a.       Perputaran Aktiva Tetap, adalah kemampuan aktivitas (efesiensi) dana yang tertanam dalam keseluruhan aktiva tetap bank dalam suatu periode tertentu dengan jumlah keseluruhan aktiva.
Perputaran  aktiva tetap = Aktiva tetap / Total aktiva
b.      Perputaran Aktiva Total, adalah rasio yang menunjukkan kemampuan dana yang tertanam dalam keseluruhan aktiva berputar dalam suatu periode tertentu atau kemampuan bank dalam mengelola sumberdana dalam menghasilkan pendapatan.
Perputaran aktiva total = Pendapatan operasional / Total aktiva
3.      Rasio Profitabilitas,  adalah rasio yang menunjukkan tingkat efektivitas yang dicapai melalui usaha operasional bank, yang meliputi :
a.       Margin laba (profit margin), adalah gambaran efesiensi suatu bank dalam menghasilkan laba.
Margin laba = Laba / Total pendapatan
b.      Pengembalian atas aktiva (return on asset), adalah rasio yang menggarkan kemampuan bank dalam mengelola dana yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva yang menghasilkan keuntungan.
Pengembalian atas aktiva = Laba / total aktiva
4.      Rasio Biaya, adalah menunjukkan tingkat efesiensi kinerja operasional bank. Penentuan besarnya rasio ini dihitung dengan rumus sebagai berikut :
Rasio biaya = Biaya opersional  / Pendapatan operasional
Adapun rasio-rasio keuangan yang sering digunakan untuk analisis keuangan calon debitur adalah :
1.      Liquidity ratio (rasio likuiditas), digunakan untuk mengukur likuiditas perusahaan, antara lain:
-        Current Ratio : aktiva lancar dibagi dengan pasiva lancar. Rasio ini menggambarkan kemampuan untuk membayar hutang yang segera harus dipenuhi dengan aktiva lancar (rata-rata 2,50 kali).
-        Cash Ratio : kas ditambah sekuritas dibagi pasiva lancar. Rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar hutan yang segera dipenuhi dengan kas dan sekuritas (rata-rata 1,00 kali).
2.      Leverage ratio adalah rasio untuk mengukur seberapa jauh aktiva yang dibiayai dari hutang:
-         Debt Ratio : total hutang dibagi dengan asset. Gambaran dari seluruh kebutuhan dana yang dibiayai dengan hutang atau berapa modal sendiri dibanding dengan hutang (rata-rata 33%).
-         Debt to Equity : total hutang dibanding dengan equity. Setiap modal sendiri yang menjamin seluruh hutang.
-         Times Interest Earned : profit before taxes + interest charges disbanding dengan interest charges.Rasio ini memberikan gambaran besarnya keuantungan untuk menjamin pembayaran bunga hutang (rata-rata 8,00 kali).
3.      Activity ratio adalah rasio untuk mengukur seberapa jauh efektivitas perusahaan dalam mengelola sumber-sumber keuangan:
-         ITO (inventory turn over) : sales dibanding dengan inventory. Untuk mengetahui dana yang tertanam dalam persediaan barang berputar dalam suatu periode tertentu (rata-rata 9 kali)
-         A.C.P : Receiveable dibandingkan dengan sales per day. Adalah rasio untuk mengetahui lama penagihan piutang (rata-rata 20 hari)
-         Total Asset Turn Over : Sales disbanding dengan Total Aset. Adalah rasio untuk mengetahui perputaran dari seluruh kekayaan (rata-rata 2 kali)
-         Working Capital Turn Over : Sales dibandingkan dengan Current assets dikurangi Current Liabilities. Merupakan rasio untuk menunjukkan perputaran dari modal kerja dalam 1 tahun.
4.      Profitability ratio adalah rasio untuk menunjukkan hasil akhir yang dicapai manajemen dari setiap kebijakan dan keputusannya:
-        Profit Margin Ratio : Profit after taxes dibanding sales. Rasio yang dapat menggambarkan hasil yang dicapai oleh setiap kebijakan dan keputusan manajemen (rata-rata 5%).
-        Return on Assets : Net Profit After Taxes disbanding dengan total asset. Rasio yang menunjukkan kemampuan modal yang ditanam secara keseluruhan untuk menghasilkan keuntungan (rata-rata 10%).
-        Return on Equity : Net Profit After Taxes dibanding Equity. Rasio yang dapat menunjukkan kemampuan modal sendiri untuk menghasilkan keuntungan (rata-rata 15%).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar