ANALISIS KEUANGAN
Laporan
keuangan merupakan salah satu alat untuk memberikan informasi mengenai keadaan
keuangan suatu perusahaan pada periode tertentu. Informasi dari laporan keuangan
mempunyai arti yang penting bagi pihak yang berkepentingan. Bagi Bank analisa
laporan keuangan merupakan proses yang sangat penting yang tidak bisa
dipisahkan dari analisis kredit. Hal ini disebabkan karena analisa laporan
keuangan mempunyai tujuan agar resiko dalam pemberian kredit seperti adanya
ketidakpastian dimasa mendatang dapat diminimalisir. Sehingga tujuan pemberian
kredit dapat tercapai baik dari segi safety, yaitu kredit yang telah diberikan
dapat dikembalikan sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan, dan dari segi
profitabilitas yaitu kredit yang diberikan dapat memberikan keuntungan bagi
kreditur berupa bunga.
Gambaran kinerja suatu bank baik umum
maupun syariah biasanya tercermin dalam laporan keuangannya. Laporan keuangan
bertujuan untuk menyediakan informasi yang bermanfaat bagi pihak – pihak yang
berkepentingan dalam pengambilan keputusan ekonomi seperti :
1. Pemilik dana/ shahibul maal
2. Pihak-pihak
yang memanfaatkan dan menerima penyaluran dana
3. Pembayar zakat,
infak dan shadaqah
4. Pemegang saham
5.
Otoritas pengawasan
6.
Bank Indonesia
7.
Pemerintah
8.
Lembaga penjamin simpanan
9.
Masyarakat.
Keterbatasan-Keterbatasan Laporan
Keuangan
Pengambilan keputusan ekonomi tidak dapat
semata-mata didasarkan atas informasi yang terdapat dalam laporan keuangan. Hal
ini disebabkan karena laporan keuangan memiliki keterbatasan, antara lain:
- Bersifat historis yang menunjukkan transaksi dan
peristiwa yang telah lampau.
- Bersifat umum, baik dari sisi informasi maupun
manfaat bagi pihak pengguna.
- Bersifat konservatif dalam menghadapi ketidakpastian.
Apabila terdapat beberapa kemungkinan kesimpulan yang tidak pasti mengenai
penilaian suatu pos, maka lazimnya dipilih alternatif yang
menghasilkan laba bersih atau nilai aktiva yang paling
kecil.
- Lebih menekankan pada penyajian suatu peristiwa atau
transaksi sesuai substansinya
dan realitas ekonomi daripada bentuk hukumnya.(formalitas) - Disusun dengan menggunakan istilah-istilah teknis
akuntansi dan pemakai laporan diasumsikan memahami bahasa teknis akuntansi
dan sifat dari informasi yang dilaporkan.
- Tidak luput dari penggunaan berbagai pertimbangan dan
taksiran.
- Hanya melaporkan informasi yang material.
- Adanya berbagai alternatif metode akuntansi yang
dapat digunakan sehingga menimbulkan variasi dalam pengukuran sumber daya
ekonomis dan tingkat kesuksesan antar bank.
- Informasi yang bersifat kualitatif dan fakta yang
tidak dapat dikualifikasikan umumnya diabaikan.
Keterbatasan Laporan Keuangan dengan melihat beberapa sifat laporan keuangan mak adapat dilihat
bahwa laporan keuangan itu mempunyai beberapa keterbatasan antara lain:
a.
Laporan keuangan dibuat antara waktu tertentu (interm report)
dan bukan merupakan laporan final.
b.
Adanya beberapa standar nilai yang bergabung. Beberapa aktiva,
biasanya aktiva tetap dilaporkan berdasarkan harga perolehan dikurangi dengan akumulasi
penghapusannya, karenanya nilai aktiva itu dalam laporan keuangan akan
tercantum sebesar nilai bukunya.
c.
Adanya pengaruh daya beli uang berubah. Daya beli uang dari hari
kehari selalu berubah sesuai dengan kehidupan perekonomian sehari-hari.
d.
Adanya faktor-faktor yang tidak dinyatakan dengan uang, Laporan
keuangan adalah akumulasi dari kejadian-kejadian atau transaksi-transaksi perusahaan
yang dapat dinyatakan dengan satuan uang.
e.
Laporan keuangan bersifat historis, yaitu merupakan laporan atas
kejadian yang telah lewat, oleh karena itu laporan keuangan tidak dapat
dianggap sebagai satu-satunya sumber informasi dalam proses pengambilan
keputusan ekonomi.
f.
Laporan keuangan bersifat umum dan bukan dimaksudkan untuk
memenuhi kebutuhan pihak-pihak tertentu.
g.
Proses penyusunan iaporan keuangan tidak luput dari penggunaan
taksiran - taksiran dan berbagai pertimbangan.
h.
Akuntansi hanya melaporkan informasi yang material.
i.
Laporan keuangan bersifat konservatif dalam menghadapi
ketidakpastian. Bila terdapat beberapa kemungkinan konklusi yang tidak pasti
mengenai penilaian suatu pos, maka lazimnya dipilih alternative yang
menghasilkan laba bersih atau nilai aktiva yang paling kecil.
j.
Laporan keuangan lebih menekankan pada makna ekonomi suatu
peristiwa / transaksi dari pada bentuk hukumnya (formalitas).
k.
Laporan keuangan di susun dengan istlah-istilah teknis.
l.
Adanya berbagai alternatif metode akuntansi yang dapat digunakan
menimbulkan variasi dalam pengukuran sumber-sumber ekonomi dan tingkat kesuksesan
antar perusahaan.
m.
Informasi yang bersifat kualitatif dan fakta yang tidak
dikuantifikasikan umumnya diabaikan.
n.
Nilai yang tercantum dineraca hanyalah nilai pada suatu saat
tertentu saja.
o.
Analisis harus menyadari kemungkinan adanya suatu window
dressing.
p.
Nilai beli rupiah makin lemah.
Rasio – Rasio Keuangan Bank Syariah di
Indonesia
Hingga saat ini analisis rasio keungan
bank syariah msih menggunakan aturan yang berlaku di bank konvensional. Jenis analisis
rasio keuangan dapat dilakukan melalui dua cara, yaitu:
1. Perbandingan
internal. Analisis dengan membandingkan rasio periode sekarang dengan periode
yang lalu dan yang akan datang untuk perusahaan yang sama.
- Perbandingan esternal. Analisis dilakukan dengan
membandingkan rasio perusahaan dengan perusahaan lain yang sejenis
dengan rata-rata industri pada suatu titik yang sama.
Jenis – jenis Rasio Keuangan Bank
1. Rasio
Likuiditas, adalah ukuran kemampuan bank dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya,
meliputi :
a. Rasio Lancar
(current ratio), adalah kemampuan bank untuk membayar utang dengan menggunakan
aktiva lancar yang dimiliki.
Rasio lancar =
Kas + Penempatan / Utang lancar
b. Rasio Cepat
(quick ratio), adalah ukuran untuk mengetahui kemampuan bank dalam utang jangka
pendeknya dengan aktiva lancar yang lebih likuid.
Rasio cepat =
Kas / Utang lancar
c. Rasio
Pembiayaan terhadap Dana Pihak Ketiga (financiang Deposit Ratio), menunjukkan
kesehatan bank dalam memberikan pembiayaan.
Rasio
Pembiayaan Terhadap Pihak Ketiga = Total Pembiayaan / Total DPK
2. Rasio
Aktivitas, adalah ukuran untuk menilai tingkat efesiensi bank dalam
memanfaatkan sumber dana yang dimilikinya, rasio ini meliputi :
a. Perputaran
Aktiva Tetap, adalah kemampuan aktivitas (efesiensi) dana yang tertanam dalam
keseluruhan aktiva tetap bank dalam suatu periode tertentu dengan jumlah
keseluruhan aktiva.
Perputaran
aktiva tetap = Aktiva tetap / Total aktiva
b. Perputaran
Aktiva Total, adalah rasio yang menunjukkan kemampuan dana yang tertanam dalam
keseluruhan aktiva berputar dalam suatu periode tertentu atau kemampuan bank
dalam mengelola sumberdana dalam menghasilkan pendapatan.
Perputaran
aktiva total = Pendapatan operasional / Total aktiva
3. Rasio
Profitabilitas, adalah rasio yang menunjukkan tingkat efektivitas yang
dicapai melalui usaha operasional bank, yang meliputi :
a. Margin laba
(profit margin), adalah gambaran efesiensi suatu bank dalam menghasilkan laba.
Margin laba =
Laba / Total pendapatan
b. Pengembalian
atas aktiva (return on asset), adalah rasio yang menggarkan kemampuan bank
dalam mengelola dana yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva yang
menghasilkan keuntungan.
Pengembalian
atas aktiva = Laba / total aktiva
4. Rasio Biaya, adalah
menunjukkan tingkat efesiensi kinerja operasional bank. Penentuan besarnya
rasio ini dihitung dengan rumus sebagai berikut :
Rasio biaya =
Biaya opersional / Pendapatan operasional
Adapun
rasio-rasio keuangan yang sering digunakan untuk analisis keuangan calon
debitur adalah :
1.
Liquidity
ratio (rasio likuiditas), digunakan untuk
mengukur likuiditas perusahaan, antara lain:
-
Current
Ratio : aktiva lancar dibagi dengan
pasiva lancar. Rasio ini menggambarkan kemampuan untuk membayar hutang yang
segera harus dipenuhi dengan aktiva lancar (rata-rata 2,50 kali).
-
Cash Ratio : kas ditambah sekuritas dibagi pasiva lancar. Rasio yang
digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar hutan yang segera
dipenuhi dengan kas dan sekuritas (rata-rata 1,00 kali).
2.
Leverage
ratio adalah rasio untuk mengukur
seberapa jauh aktiva yang dibiayai dari hutang:
-
Debt Ratio : total hutang dibagi dengan asset. Gambaran dari seluruh
kebutuhan dana yang dibiayai dengan hutang atau berapa modal sendiri dibanding
dengan hutang (rata-rata 33%).
-
Debt to
Equity : total hutang dibanding dengan
equity. Setiap modal sendiri yang menjamin seluruh hutang.
-
Times
Interest Earned : profit before taxes + interest
charges disbanding dengan interest charges.Rasio ini memberikan gambaran
besarnya keuantungan untuk menjamin pembayaran bunga hutang (rata-rata 8,00
kali).
3.
Activity
ratio adalah rasio untuk mengukur
seberapa jauh efektivitas perusahaan dalam mengelola sumber-sumber keuangan:
-
ITO
(inventory turn over) : sales dibanding dengan inventory.
Untuk mengetahui dana yang tertanam dalam persediaan barang berputar dalam
suatu periode tertentu (rata-rata 9 kali)
-
A.C.P : Receiveable dibandingkan dengan sales per day. Adalah
rasio untuk mengetahui lama penagihan piutang (rata-rata 20 hari)
-
Total
Asset Turn Over : Sales disbanding dengan Total
Aset. Adalah rasio untuk mengetahui perputaran dari seluruh kekayaan (rata-rata
2 kali)
-
Working
Capital Turn Over : Sales dibandingkan dengan Current
assets dikurangi Current Liabilities. Merupakan rasio untuk menunjukkan perputaran
dari modal kerja dalam 1 tahun.
4.
Profitability
ratio adalah rasio untuk menunjukkan
hasil akhir yang dicapai manajemen dari setiap kebijakan dan keputusannya:
-
Profit
Margin Ratio : Profit after taxes dibanding
sales. Rasio yang dapat menggambarkan hasil yang dicapai oleh setiap kebijakan
dan keputusan manajemen (rata-rata 5%).
-
Return on
Assets : Net Profit After Taxes disbanding
dengan total asset. Rasio yang menunjukkan kemampuan modal yang ditanam secara
keseluruhan untuk menghasilkan keuntungan (rata-rata 10%).
-
Return on
Equity : Net Profit After Taxes dibanding
Equity. Rasio yang dapat menunjukkan kemampuan modal sendiri untuk menghasilkan
keuntungan (rata-rata 15%).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar