Senin, 30 April 2012

GAP MANAGEMENT

 
MANAJEMEN GAP (MISMATCH)
Pergertian
Gap adalah perbedaan atau selisih antara asset yang sensitif terhadap bunga (Rate Sensitive Asset/RSA) dengan Liability yang sensitif terhadap suku bunga (Rate Sensitive Liability/RSL).
1.      RSA adh aktiva dapat berubah setelah :
-        Tanggal jatuh waktu aktiva yang bersangkutan, contoh : surat-surat berharga dan pinjaman yang tingkat bagi hasil tertentu/tetap, seperti sukuk ijarah.
-        Tangal jatuh waktu peninjaun bagi hasilnya (re-pricing date), contoh: surat-surat berharga yang tingkat bagi hasil yang mengambang.
2.      RSL adalah pasiva yang imbal hasilnya dapat berubah setelah :
-        Tanggal jatuh waktu pasivanya yang bersangkutan, contoh: deposito berjangka
-        Tanggal tertentu sesuai perjanjian, contoh dana yang interestnya dikaitkan dengn SIBOR/LIBOR.
-        Tanggal tertentu sesuai keinginan bank, contoh jasa giro.
3.      Gap = RSA-RSL
Positif Gap terjadi apabila RSA lebih banyak dari RSL dalam suatu periode tertentu , sebaliknya negatif gap apabila RSA dan RSL tidak dikelola dengan baik, maka dapat mengakibatkan turunya pendapatan bank (Net Interst Income). Oleh karena itu, manajemen gap mengusahakan peraturan struktur RSA dan RSL berdasarkan jatuh waktu bagi hasilnya dengan tujuan:
-        Menghindari kerugian dari gejolak tingkat bagi hasil yang berlaku di pasar.
-        Mengusahakan pendapatan dalam batas risiko tertentu.
-        Menunjang kebutuhan manajemen likuiditas.
Manajemen GAP adalah upaya-upaya untuk mengelola dan mengendalikan kesenjangan (GAP) antara asset dan liabities pada suatu periode yang sama, meliputi kesenjangan dalam hal jumlah dana, suku bunga, saat jatuh tempo (maturity) atau perpaduan antara ketiganya (kesenjangan tercampur atau mix match). Atau dengan kata lain menejemen GAP adalah upaya untuk mengatasi perbedaan (mismatch) antara asset sensitif terhadap bunga (Rate Sensitive Assets /RSA) dan pasiva yang sensitive terhadap bunga (Rate Sensitive Liabilities/RSL).
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penataan sensitive assets dan sensitive liability, antara lain, adalah :
-        Maturity and Repricing, maturity adalah jangka waktu sisa jatuh tempo, sedangkan repricing adalah jangka waktu penetapan kembali tingkat suku bunga. Maturity dan repricing disini adalah Maturity atau Repricing yang telah disepakati bersama oleh kedua belah pihak atau disebut Contractual Date.
-        Interest Rate Forecast, yaitu perkiraan terhadap perubahan tingkat bunga.
-        Accelerating Change, yaitu pengaturan posisi dengan berdasar kepada interest rate forecast.
Keputusan dalam manajemen gap misalnya : mengubah struktur jangka waktu liabilities dalam menentukan sumber dana dan tingkat bunganya, mengubah struktur jangka waktu asset dalam perubahan kebijakan kredit, mengubah struktur jangka waktu asset dalam hal penjualan investasi.
Dalam neraca bank hampir selalu terjadi ketidakseimbagan antara sumber daya di sisi liabilities dengan penggunaan dana di sisi asset. Manajemen GAP bertujuan untuk :
-        Menghindari kerugian akibat dari gejolak tingkat bunga.
-        Mengusahakan pendapatan yang maksimal dalam batas risiko tertentu.
-        Menunjang kebutuhan manajemen likuiditas.
-        Mengelola risiko serendah mungkin.
-        Menyusun struktur neraca yang dapat meningkatkan kinerja dengan tingkat suku bunga yang wajar.
Pengukuran GAP
Pengukuran besarnya gap antara sisi aktiva dengan sisi pasiva diukur dengan menggunakan Interest maturity ladder, yaitu berupa suatu tabel yang disusun dari aset dan liabilities yang dikelompokkan menurut periode peninjauan bunganya. Besarnya gap akan menentukan besarnya potensi keuntungan atau kerugian yang akan timbul dari perubahan tingkat bunga tersebut. Besarnya gap dapat berubah membesar atau mengecil karena transaksi-transaksi yang dilakukan.
Strategi Manajemen Gap
Perubahan suku bunga akan menimbulkan dampak yang tidak sedikit terhadap struktur neraca maupun kinerja bank. Oleh karena itu timbul upaya-upaya untuk mengelola Interest rate Management, yaitu suatu kegiatan untuk menata interest rate secara simultan atau bersamaan antara sisi asset maupun sisi liabilities sehingga dapat diperkecil dampak negatif perubahan suku bunga terhadap target pencapaian pendapatan bersih yang stabil dan berkembang.
Hal penting dalam penataan manajemen gap :
-        Jangka waktu
-        Repricing
-        Interest rate
-        Acceleration of Change
Tindakan yang dapat dilakukan untuk memperbaiki struktur neraca maupun kinerja adalah :
-        Menata kembali komponen-komponen asset dan liabilities yang sensitive terhadap suku bunga.
-        Melakukan analisis risiko gap.
-        Kebijakan besarnya limit gap.
Dalam pelaksanaan pengambilan kebijakan oleh manajemen bank, apakah akan mengambil posisi gap positif atau negatif tergantung pada tiga hal :
-        Perkiraan arah perkembagan tingkat bunga.
-        Tingkat keyakinan manajemen terhadap prakiraan tersebut.
-        Keberanian bank untuk mengambil risiko jika tindakan yang diambil keliru.
Agar strategi gap pada suatu bank dapat efektif harus didukung oleh kibijakan pricing yang yang sesuai dan adanya infrastruktur yang dapat memberikan data RSA dan RSL dengan cepat dan kontinyu untuk keperluan analisis.
Adapun Strategi Gap Management pada ALMA Syariah meliputi:
1.      Upaya untuk mencapai positive gap, bila diketahui bahwa tingkat margin/bagi hasil cenderung meningkat, karena aset yang di–reprice lebih besar dari liabilitiy nya. Sehingga Net Income Margin akan bertambah seiring dengan lebih cepatnya perkembangan pendapatan margin/bagi hasil daripada perkembangan biaya bagi hasil.
2.      Upaya untuk mencapai negative gap, bila diketahui bahwa tingkat margin/bagi hasil cenderung menurun, karena liability yang di–reprice lebih besar dari aset-nya. Akibatnya Net Income Margin akan bertambah karena biaya bagi hasil turun lebih cepat dari pendapatan margin/bagi hasil.
3.      Apabila tingkat margin/bagi hasil berfluktuasi tanpa dapat diprediksi dengan tepat pergerakannya, strategi yang paling aman adalah dengan memperkecil gap tersebut, bila mungkin berupaya mencapai zero gap.
4.      Strategi mana pun yang diterapkan, tujuan gap management tersebut adalah agar dapat mengelola risiko perubahan tingkat margin/bagi hasil dalam hubungannya dengan mismatch untuk tujuan repricing structure pada kedua sisi neraca (asets dan liabilities) untuk mengoptimalkan net income margin.
5.      Pada akhirnya dalam mengoptimalkan keuntungan, bank lebih banyak tergantung pada kemampuan dalam menyalurkan dana dan memelihara kualitas asets yang menentukan kemampuan bank dalam meningkatkan daya tariknya kepada nasabah untuk menginvestasikan dananya melalui UUS/bank syariah yang berarti akan dapat meningkatkan profitabilitasnya.
6.      Hal ini sangat penting karena besaran bagi hasil yang akan diterima nasabah sangat tergantung pada pendapatan margin maupun pendapatan bagi hasil yang diperoleh dari hasil operasional UUS/Bank yang bersangkutan.

Pengaruh Strategi Gap terhadap Pendapatan
Telah diuraikan diatas bahwa besarnya gap akan menentukan besarnya potensi keuntungan atau kerugian karana perubahan tingkat bagi hasil. Oleh karena itu, dalam menentukan strategi gap senantiasa dipertimbangkan risiko yang akan dihadapi yakni dengan menetapkan target/limit risiko sampai pada tingkat tertentu yang dapat diterima.

Gap dan Net Interest Margin
Dalam neraca suatu bank terdapat beberapa pos yang peka terhadap perubahan tingkat bunga. Pos-pos tersebut berada di sisi asset maupun liability (rate sensitive asset dan rate sensitive liability). Jika pos-pos tersebut tidak dikelola dengan baik, maka pendapatan neto bunga, net interest income akan menurun.
Asset and liability management (ALMA) akan selalu berhadapan dengan risiko perubahan tingkat bunga di pasar. Fluktuasi tingkat bunga telah mendorong manajemen bank untuk memberikan perhatian yang lebih besar kepada pengelolaan risiko suku bunga. Kepekaan asset dan liability terhadap risiko perubahan suku bunga merupakan penyebab terpengaruhnya pendapatan bunga bank. Gap positif dapat terjadi jika pendapatan bank bergerak searah dengan pergerakan tingkat bunga. Sebaliknya gap negatif dapat terjadi jika pendapatan bank bergerak dengan arah yang berlawanan dengan pergerakan tingkat bunga.
Terdapat tiga kemungkinan yang dapat terjadi berhubungan dengan perubahan tingkat bunga, yaitu :
  1. rate sensitive asset lebih besar daripada rate sensitive liability yang dikatakan gap positif yang berarti bahwa pendapatan bergerak searah dengan tingkat bunga;
  2. rate sensitive asset lebih kecil daripada rate sensitive liability yang dikatakan gap negatif yang berarti bahwa tingkat bunga dan tingkat pendapatan bergerak dalam arah yang berlawanan;
  3. rate sensitive asset sama dengan rate sensitive liability yang dikatakan bahwa tidak terjadi perubahan pergerakan. Kondisi yang ketiga tersebut dapat dikatakan tidak ada.

                             RSA
Zero                 =  ------     = 1 atau RSA – RSL = 0
                             RSL                       
Dalam notasi, ketiga posisi tersebut dapat diuraikan sebagai berikut :
                             RSA
Positive Gap    =  ------     >1 atau RSA – RSL > 0
                             RSL                       

                             RSA
Negative          =  ------    <1 atau RSA – RSL < 0
                             RSL                       

Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa matriks hubungan gap dengan net interest income adalah sebagai berikut :
Hubungan Gap dan Interest Rate

Posisi Gap
Suku Bunga
Naik
Turun
Zero (matched)
NIM Tetap
NIM Tetap
Positive
NIM Meningkat (+)
NIM menurun (-)
Negative
NIM Menurun (-)
NIM Meningkat (+)

Sumber :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar