MANAJEMEN GAP (MISMATCH)
Pergertian
Gap adalah perbedaan atau selisih antara asset yang sensitif
terhadap bunga (Rate Sensitive Asset/RSA) dengan Liability yang
sensitif terhadap suku bunga (Rate Sensitive Liability/RSL).
1.
RSA adh aktiva dapat berubah setelah :
-
Tanggal jatuh waktu aktiva yang bersangkutan,
contoh : surat-surat berharga dan pinjaman yang tingkat bagi hasil
tertentu/tetap, seperti sukuk ijarah.
-
Tangal jatuh waktu peninjaun bagi hasilnya
(re-pricing date), contoh: surat-surat berharga yang tingkat bagi hasil yang
mengambang.
2.
RSL adalah pasiva yang imbal hasilnya dapat berubah
setelah :
-
Tanggal jatuh waktu pasivanya yang bersangkutan,
contoh: deposito berjangka
-
Tanggal tertentu sesuai perjanjian, contoh dana
yang interestnya dikaitkan dengn SIBOR/LIBOR.
-
Tanggal tertentu sesuai keinginan bank, contoh
jasa giro.
3.
Gap = RSA-RSL
Positif Gap terjadi
apabila RSA lebih banyak dari RSL dalam suatu periode tertentu , sebaliknya
negatif gap apabila RSA dan RSL tidak dikelola dengan baik, maka dapat
mengakibatkan turunya pendapatan bank (Net Interst Income). Oleh karena itu,
manajemen gap mengusahakan peraturan struktur RSA dan RSL berdasarkan jatuh
waktu bagi hasilnya dengan tujuan:
-
Menghindari kerugian dari gejolak tingkat bagi
hasil yang berlaku di pasar.
-
Mengusahakan pendapatan dalam batas risiko
tertentu.
-
Menunjang kebutuhan manajemen likuiditas.
Manajemen GAP adalah upaya-upaya untuk mengelola dan
mengendalikan kesenjangan (GAP) antara asset dan liabities pada suatu periode
yang sama, meliputi kesenjangan dalam hal jumlah dana, suku bunga, saat jatuh
tempo (maturity) atau perpaduan antara ketiganya (kesenjangan tercampur atau
mix match). Atau dengan kata lain menejemen GAP adalah upaya untuk mengatasi
perbedaan (mismatch) antara asset sensitif terhadap bunga (Rate Sensitive
Assets /RSA) dan pasiva yang sensitive terhadap bunga (Rate Sensitive
Liabilities/RSL).
Beberapa
hal yang perlu diperhatikan dalam penataan sensitive assets dan sensitive
liability, antara lain, adalah :
-
Maturity and Repricing, maturity adalah
jangka waktu sisa jatuh tempo, sedangkan repricing adalah jangka waktu
penetapan kembali tingkat suku bunga. Maturity dan repricing disini adalah
Maturity atau Repricing yang telah disepakati bersama oleh kedua belah pihak
atau disebut Contractual Date.
-
Interest Rate Forecast, yaitu perkiraan
terhadap perubahan tingkat bunga.
-
Accelerating Change, yaitu pengaturan
posisi dengan berdasar kepada interest rate forecast.
Keputusan
dalam manajemen gap misalnya : mengubah struktur jangka waktu liabilities
dalam menentukan sumber dana dan tingkat bunganya, mengubah struktur jangka
waktu asset dalam perubahan kebijakan kredit, mengubah struktur jangka
waktu asset dalam hal penjualan investasi.
Dalam neraca bank hampir selalu terjadi ketidakseimbagan
antara sumber daya di sisi liabilities dengan penggunaan dana di sisi asset.
Manajemen GAP bertujuan untuk :
-
Menghindari kerugian akibat dari gejolak tingkat
bunga.
-
Mengusahakan pendapatan yang maksimal dalam
batas risiko tertentu.
-
Menunjang kebutuhan manajemen likuiditas.
-
Mengelola risiko serendah mungkin.
-
Menyusun struktur neraca yang dapat meningkatkan
kinerja dengan tingkat suku bunga yang wajar.
Pengukuran
GAP
Pengukuran besarnya gap antara sisi aktiva dengan sisi pasiva
diukur dengan menggunakan Interest maturity ladder, yaitu berupa suatu tabel
yang disusun dari aset dan liabilities yang dikelompokkan menurut periode
peninjauan bunganya. Besarnya gap akan menentukan besarnya potensi keuntungan
atau kerugian yang akan timbul dari perubahan tingkat bunga tersebut. Besarnya
gap dapat berubah membesar atau mengecil karena transaksi-transaksi yang
dilakukan.
Strategi
Manajemen Gap
Perubahan suku bunga akan menimbulkan dampak yang tidak
sedikit terhadap struktur neraca maupun kinerja bank. Oleh karena itu timbul
upaya-upaya untuk mengelola Interest rate Management, yaitu suatu kegiatan
untuk menata interest rate secara simultan atau bersamaan antara sisi asset
maupun sisi liabilities sehingga dapat diperkecil dampak negatif perubahan suku
bunga terhadap target pencapaian pendapatan bersih yang stabil dan berkembang.
Hal
penting dalam penataan manajemen gap :
-
Jangka waktu
-
Repricing
-
Interest rate
-
Acceleration of Change
Tindakan
yang dapat dilakukan untuk memperbaiki struktur neraca maupun kinerja adalah :
-
Menata kembali komponen-komponen asset dan
liabilities yang sensitive terhadap suku bunga.
-
Melakukan analisis risiko gap.
-
Kebijakan besarnya limit gap.
Dalam pelaksanaan pengambilan kebijakan oleh manajemen bank,
apakah akan mengambil posisi gap positif atau negatif tergantung pada tiga hal
:
-
Perkiraan arah perkembagan tingkat bunga.
-
Tingkat keyakinan manajemen terhadap prakiraan
tersebut.
-
Keberanian bank untuk mengambil risiko jika
tindakan yang diambil keliru.
Agar strategi gap pada suatu bank dapat efektif harus
didukung oleh kibijakan pricing yang yang sesuai dan adanya infrastruktur yang
dapat memberikan data RSA dan RSL dengan cepat dan kontinyu untuk keperluan
analisis.
Adapun
Strategi Gap Management pada ALMA Syariah meliputi:
1.
Upaya untuk mencapai positive gap, bila diketahui bahwa
tingkat margin/bagi hasil cenderung meningkat, karena aset yang di–reprice
lebih besar dari liabilitiy nya. Sehingga Net Income Margin akan bertambah
seiring dengan lebih cepatnya perkembangan pendapatan margin/bagi hasil
daripada perkembangan biaya bagi hasil.
2.
Upaya untuk mencapai negative gap, bila diketahui bahwa
tingkat margin/bagi hasil cenderung menurun, karena liability yang di–reprice
lebih besar dari aset-nya. Akibatnya Net Income Margin akan bertambah karena
biaya bagi hasil turun lebih cepat dari pendapatan margin/bagi hasil.
3.
Apabila tingkat margin/bagi hasil berfluktuasi tanpa
dapat diprediksi dengan tepat pergerakannya, strategi yang paling aman adalah
dengan memperkecil gap tersebut, bila mungkin berupaya mencapai zero gap.
4.
Strategi mana pun yang diterapkan, tujuan gap
management tersebut adalah agar dapat mengelola risiko perubahan tingkat
margin/bagi hasil dalam hubungannya dengan mismatch untuk tujuan repricing
structure pada kedua sisi neraca (asets dan liabilities) untuk mengoptimalkan
net income margin.
5.
Pada akhirnya dalam mengoptimalkan keuntungan, bank
lebih banyak tergantung pada kemampuan dalam menyalurkan dana dan memelihara
kualitas asets yang menentukan kemampuan bank dalam meningkatkan daya tariknya
kepada nasabah untuk menginvestasikan dananya melalui UUS/bank syariah yang
berarti akan dapat meningkatkan profitabilitasnya.
6.
Hal ini sangat penting karena besaran bagi hasil yang
akan diterima nasabah sangat tergantung pada pendapatan margin maupun
pendapatan bagi hasil yang diperoleh dari hasil operasional UUS/Bank yang bersangkutan.
Pengaruh
Strategi Gap terhadap Pendapatan
Telah diuraikan diatas bahwa besarnya gap akan menentukan
besarnya potensi keuntungan atau kerugian karana perubahan tingkat bagi hasil.
Oleh karena itu, dalam menentukan strategi gap senantiasa dipertimbangkan
risiko yang akan dihadapi yakni dengan menetapkan target/limit risiko sampai
pada tingkat tertentu yang dapat diterima.
Gap dan Net Interest Margin
Dalam
neraca suatu bank terdapat beberapa pos yang peka terhadap perubahan tingkat
bunga. Pos-pos tersebut berada di sisi asset maupun liability (rate
sensitive asset dan rate sensitive liability). Jika pos-pos tersebut
tidak dikelola dengan baik, maka pendapatan neto bunga, net interest income
akan menurun.
Asset and
liability management (ALMA)
akan selalu berhadapan dengan risiko perubahan tingkat bunga di pasar.
Fluktuasi tingkat bunga telah mendorong manajemen bank untuk memberikan
perhatian yang lebih besar kepada pengelolaan risiko suku bunga. Kepekaan asset
dan liability terhadap risiko perubahan suku bunga merupakan penyebab
terpengaruhnya pendapatan bunga bank. Gap positif dapat terjadi jika pendapatan
bank bergerak searah dengan pergerakan tingkat bunga. Sebaliknya gap negatif
dapat terjadi jika pendapatan bank bergerak dengan arah yang berlawanan dengan
pergerakan tingkat bunga.
Terdapat
tiga kemungkinan yang dapat terjadi berhubungan dengan perubahan tingkat bunga,
yaitu :
- rate
sensitive asset
lebih besar daripada rate sensitive liability yang dikatakan gap
positif yang berarti bahwa pendapatan bergerak searah dengan tingkat
bunga;
- rate
sensitive asset
lebih kecil daripada rate sensitive liability yang dikatakan gap
negatif yang berarti bahwa tingkat bunga dan tingkat pendapatan
bergerak dalam arah yang berlawanan;
- rate
sensitive asset
sama dengan rate sensitive liability yang dikatakan bahwa tidak
terjadi perubahan pergerakan. Kondisi yang ketiga tersebut dapat dikatakan
tidak ada.
RSA
Zero
= ------ = 1 atau RSA – RSL = 0
RSL
|
Dalam notasi, ketiga posisi tersebut
dapat diuraikan sebagai berikut :
RSA
Positive Gap
= ------ >1 atau RSA – RSL > 0
RSL
|
RSA
Negative
= ------ <1 atau RSA – RSL < 0
RSL
|
Dari uraian tersebut dapat
disimpulkan bahwa matriks hubungan gap dengan net interest income adalah
sebagai berikut :
Hubungan Gap dan Interest
Rate
Posisi Gap
|
Suku Bunga
|
|
Naik
|
Turun
|
|
Zero (matched)
|
NIM Tetap
|
NIM Tetap
|
Positive
|
NIM Meningkat (+)
|
NIM menurun (-)
|
Negative
|
NIM Menurun (-)
|
NIM Meningkat (+)
|
Sumber :