MANAJEMEN ASET DAN LIABILITAS
(ALMA)
A.
Pendahuluan
Manajemen
aktiva dan pasiva yang disebut pula dengan Assets
and Liability Management (ALMA) sudah dapat dipastikan ada di setiap bank.
Aset liabilitas pada setiap bank ini dikelola oleh Assets and Liability Management Committee (ALCO) yang secara
organisasi tidak terlihat dalam struktur organisasi, namun demikian kegiatannya
ada dan dikelola oleh team work serta secara operasional umumnya berada di
dalam Divisi Treasury.
Keberadaan
ALMA ini untuk mengelola dan mengantisipasi risiko-risiko yang kemungkinan
timbul dalam kegiatan bisnis sehari-hari yang dirancang sedemikian rupa
sehingga dapat mengoptimalkan pendapatan sekaligus membatasi risiko assets dan liabilities dengan mematuhi ketentuak kebijakan moneter dan
pengawasan bank melalui suatu organisasi yang disebut ALMA.
ALMA
ini berfungsi memberikan rekomendasi pada manajemen bank, agar dapat
meminimalkan risiko yang dihadapi dan mengoptimalkan keuntungan serta tetap
berada dalam koridor sesuai ketentuan yang berlaku. Sehingga ALMA yang kuat dan
berkualitas akan memberikan landasan kuat dan jelas dalam menetapkan strategi
bisnis bank.
Dengan
adanya ALMA ini semakin disadari betapa pentingnya ssuatu bank mengelola
likuidiitas secara baik, terutama ditujukan untuk memperkecil risiko likuiditas
yang disebebkan oleh adanya kekurangan dana sehingga dalam memenuhi
kewajibannya, bank terpaksa harus mencari dana dengan bagi hasil yang lebih
tinggi dari kondisi bagi hasil pasar, atau bank terpaksa menjual sebagian
asetnya dengan risiko menderita rugi yang relatif besar sehingga akan
mempengaruhi pendapatan bank. Apabila keadaan ini terus berlanjut, tidak
menutup kemungkinan akan terjadi emosi kepercayaan masyarakat terhadap bank
tersebut akan menurun.
B.
Pengertian
dan Ruang Lingkup ALMA
1. Definisi
ALMA
ALMA
adalah manajemen struktur neraca bank dengan tujuan untuk mengoptimalkan
pendapatan meminimalkan biaya dalam batas-batas risiko tertentu.
ALMA
(Asset and Liability Management) adalah suatu proses perencanaan,
pengorganisasian, dan pengawasan melalui pengumpulan, proses, analisa, laporan,
dan menetapkan strategi terhadap asset dan liability guna mengeliminasi
risiko antara lain risiko likuiditas, risiko suku bunga, risiko nilai tukar dan
risiko portepel atau risiko operasional dalam menunjang pencapaian keuntungan
bank.
2. Pengertian
Risiko ALMA
Setiap
usaha bank pada umumnya dihadapkan pada risiko-risiko sebagai berikut:
a. Financing
risk: debitur tidak akan memenuhi kewajibannya tepat pada waktunya atau lalai
membayar. Risiko kredit dapat menimbulkan risiko likuiditas.
b. Liquidity
risk: risiko bahwa bank tidak akan dapat memenuhi kewajibannya pada waktunya atau
hanya dapat memenuhi kewajibannya melalui pinjaman darurat atau menjual
aktivanya.
c. Pricing
risk: risiko kerugian sebagai akibat perubahan tingkat bagi hasil, apakah dalam
bentuk menurunnya margin dari penanaman atau kerugian sebagai akibat menurunnya
aktiva. Risiko ini sebagai akibat Net Interest margin (NII), atau tidak
terpenuhinya likuiditas atau terjadinya
gap karena tidak tepatnya perhitungan pricing
atas assets/liabilitas.
d. Foreign
exchange risk: risiko kerugian sebagai akibat perubahan tingkat kurs terhadap “open position” karena adanya pergerakan
kurs yang merugikan.
e. Gap
risk: risiko kerugian dari ketidakseimbangan interest rate maturity karena
adanya pergerakan yang merugikan.
f. Kontinjen
risk: risiko yang timbul sebagai akibat transaksi kontijen, misalnya pembukaan
L/C, bank garansi dan kontrak valuta asing berjangka.
3. Risiko
Likuiditas
Risiko
likuiditas adalah risiko dalam perbankan yang biasanya timbul dari cara bank
mengelola primary dan secondary reserve serta pendanaannya sehari-hari.
Alat
ukur likuiditas bank:
a. Jangka
pendek :
-
statutory reserve requirement (giro
wajib minimum): saldo giro pada BI/ kewajiban kepada pihak ketiga pada periode
2 mg sebelumnya.
-
Basic surplus : aktiva lancar – pasiva
lancar.
- Jangka panjang :
–
Rasio likuiditas : new purchased funds
required/total funding requirements.
–
Indeks likuiditas : Total weighted
liabilities/total weighted assets.
–
Loan to deposit ratio : pinjaman yg
diberikan/dana masyarakat.
- Strategi manajemen likuiditas :
skill manajer dan MIS yang dimiliki.
4. Risiko
Interest Maturity Gap
Risiko
gap akan muncul apabila pada suatu periode tertentu terjadi/terdapat
ketidakseimbangan antara “interest rate maturity” dari asset dan liability
sehingga pendapatan bank menjadi sensitif terhadap perubahan tingkat bagi hasil
di pasar.
5. Risiko
Kebijakan Penetapan Harga
Umumnya
manajemen di semua bank sadar bahwa bank harus mengatur penetapan harga asset
dan liability-nya dengan cara yang bisa memberikan Net Interest Income (NII)
bagi bank.
6. Faktor
yang Berperan Dalam Keputusan Pricing
Manajemen
pricing merupakan suatu kegiatan manajemen untuk menentukan tingkat suku bunga
dari produk-produk yang ditawarkan bank, baik dari sisi asset maupun kewajiban.
7. ALMA
Framework
Untuk
mengelola risiko-risiko diatas diperlukan kerangka proses ALMA yang dirancang
sedemikian rupa sehingga dapat memaksimumkan pendapatan sekaligus membatasi
risiko assets dan liabilities dengan mematuhi ketentuan kebijakan moneter dan
pengawasan bank.
ALMA
yang kuat akan memberikan landasan meliputi strategi, manajemen, penunjang dan
pelaksana.
Adanya
manajemen pricing yang menjamin bahwa
strategi penetapan tingkat bunga dapat menunjang proses pelaksanaan manajemen
gap, likuiditas dan manajemen valuta asing untuk memaksimalkan pendapatan.
C.
Kebijakan
ALMA
1. Organisassi
ALMA
Organisasi
ALMA suatu bank terdiri dari Assets
Liability Commite (ALCO) atau unit organisasi lainnya yang mempunyai hak
formal yang sama dengan ALCO dan ALCO Support Group (ASG).
Anggota
ALCO terdiri dari pimpinan tertinggi bank (direksi) dan pimpinan unit kerja
yang mempunyai hubungan dengan tugas ALMA, seperti: treasury, kredit teknologi, financial
control.
Anggota
ASG terdiri dari kelompok manajer
professional/analis yang secara penuh tugasnya membantu ALCO.
Tanggung
jawab ALCO adalah menetapkan tujuan membuat keputusan ALMA, memantau kegiatan
dan menelaah hasil pelaksanaan kebijakan ALMA.
Tanggung
jawab ASG adalah mengumpulkan data internal dan eksternal, menyusun analisis,
mengembangkan strategis dan sekenario, membuat laporan, mengajukan saran-saran
untuk rapat ALCO dan memantau hasil pelaksanaannya.
2. Proses
Penetapan Kebijakan
Pembuatan
kebijakan ALMA dilakukan oleh direksi bank bersama ALCO, kegiatan pembuatan
kebijakan terdiri dari menetapkan kebijakan dan memberikan petunjuk, membuat
keputusan, memantau kegiatan, menelaah hasil pelaksanaan.
Kebijakan
harus dibuat tertulis meliputi seluruh bidang ALMA (likuiditas, gap, valuta
asing dan pricing). Setiap kebijakan yang telah diputuskan, oleh sekertaris
ALCO (ASG) akan disampaikan keseluruh unit kerja yang terkait dengan keputusan
tersebut secara tertulis untuk dilaksanakan dan dipantau pelaksanaanya setiap
saat, dan pada waktu tertentu ketetapan tersebut perlu pula dimutakhirkan.
D. Ruang
Lingkup Manajemen Aset dan Liabilitas
Manajemen
dana mencakup semua kegiatan bank yang dapat dilihat dalam pos-pos sisi aktiva
dan pasiva. Pengelolaan dana dari sisi asset atau aktiva lazim dengan assets management, sedangkan pengelolaan
sumber dana secara keseluruhan adalah liability
management ini terbagi menjadi dua bagian, yaitu pengelolaan sumber dana
yang berasal dari pihak ketiga yang disebut sebagai deposit management, dana yang berasal dari pihak kedua disebut borrowing,
sedangkan pengelolaan dana yang berasal dari modal sendiri adalah capital management.
Perkembanagan
ekonomi dan moneter yang berfluktuasi serta persaingan bisnis antar bank yang
sangat ketat berpengaruh langsung
terhadap asset dan liabillitas. Di satu sisi bank mengalami kesulitan untuk
mendapatkan dana murah dan di sisi lain tidak dapat leluasa untuk menetapkan
suku bunga kredit, selain bank selalu dalam kondisi sulit bagaimana menghadapi
adanya nasabah yang tidak dapat memenuhi kewajibannya melunasi pinjaman beserta
bunga.
Keadaan
tersebut menyebabkan timbulnya dilema dalam pengelolaanya pada bank yaitu
antara mengutamakan profitabilitas di satu sisi dan likuiditas atau keamanan di
sisi lain. Beberapa alas an perlunya asset dan liabilitas dikelola secara
terpadu antara lain disebabkan alas an-alasan sebagai berikut:
1. Tingkat
bagi hasil.
2. Perubahan
struktur sumber dana.
3. Meningkatnya
kebutuhan modal.
4. Persaingan
yang ketat antar bank.
5. Perkembangan
sistem informasi.
6. Meningkatnya
peran pemerintah.
7. Ketersediaan
dana di pasar uang.
8. Perubahan
komposisi aktiva.
9. Bermunculannya
berbagai lembaga keuangan dengan berbagai fasilitas baru dan kemudahan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar