Peranan Bank dalam Pembangunan
1.
Bank
dan Pembangunan Ekonomi
Pembangunan
ekonomi tidak bisa dilepaskan dari sektor perbankan. Dunia perbankan memegang
peranan penting dalam pertumbuhan stabilitas ekonomi. Hal ini dapat dilihat
ketika sektor ekonomi mengalami penurunan, maka salah satu cara mengembalikan
stabilitas ekonomi adalah dengan menata sektor perbankan. Sesuai yang
diungkapkan oleh Y. Sri Susili et al (2000: 7) bahwa “ Bank dan Lembaga
Keuangan Bukan Bank merupakan lembaga perantara keuangan (financial
intermediaries) sebagai sarana pendukung yang amat vital untuk menunjang
kelancaran perekonomian”. Peningkatan peranan perbankan sangat diperlukan untuk
mendorong pertumbuhan ekonomi karena dapat meningkatkan volume usaha sektor
rill. Oleh karenanya kekacauan sistem perbankan akan berdampak luas pada
perekonomian Negara.
Peranan
Bank :
a. Peranan Bank di dalam negeri adalah
untuk memenuhi kebutuhan ekonomi dalam arti bahwa, semua kegiatan oleh bank itu
menyangkut soal uang kegiatan-kegiatan itu meliputi : adminitrasi keuangan,
penggunaan uang, penampungan uang, perdagangan dan penukaran, perkreditan,
kiriman uang dan pengawasan.
b. Peranan Bank di luar negeri yaitu
merupakan antara dunia international dalam lalu lintas devisa ( uang ),
hubungan moneter dan perdagangan.
Hubungan antara bank-bank di dalam
dan di luar negeri, memungkinkan berlangsungnya impor dan ekspor, kiriman uang,
kepariwisataan dan lain-lain.
2.
Bank
dan Kebijakan Moneter
Bank Indonesia
memiliki tujuan untuk mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah. Tujuan
ini sebagaimana tercantum dalam UU No. 3 tahun 2004 pasal 7 tentang Bank
Indonesia.
Hal yang dimaksud
dengan kestabilan nilai rupiah antara lain adalah kestabilan terhadap
harga-harga barang dan jasa yang tercermin pada inflasi. Untuk mencapai tujuan
tersebut, sejak tahun 2005 Bank Indonesia menerapkan kerangka kebijakan moneter
dengan inflasi sebagai sasaran utama kebijakan moneter (Inflation Targeting
Framework) dengan menganut sistem nilai tukar yang mengambang (free
floating). Peran kestabilan nilai tukar sangat penting dalam mencapai
stabilitas harga dan sistem keuangan. Oleh karenanya, Bank Indonesia juga
menjalankan kebijakan nilai tukar untuk mengurangi volatilitas nilai tukar yang
berlebihan, bukan untuk mengarahkan nilai tukar pada level tertentu.
Dalam pelaksanaannya,
Bank Indonesia memiliki kewenangan untuk melakukan kebijakan moneter melalui
penetapan sasaran-sasaran moneter (seperti uang beredar atau suku bunga) dengan
tujuan utama menjaga sasaran laju inflasi yang ditetapkan oleh
Pemerintah. Secara operasional, pengendalian sasaran-sasaran
moneter tersebut menggunakan instrumen-instrumen, antara lain operasi pasar
terbuka di pasar uang baik rupiah maupun valuta asing, penetapan tingkat
diskonto, penetapan cadangan wajib minimum, dan pengaturan kredit atau
pembiayaan. Bank Indonesia juga dapat melakukan cara-cara pengendalian
moneter berdasarkan Prinsip Syariah.
3.
Bank
dan Penciptaan Uang
Uang
yang beredar di masyarakat tidak hanya uang kartal (uang kertas dan logam),
tetapi juga uang giral seperti cek dan
bilyet giro. Tiga cara bank menciptakan uang giral, yaitu dengan cara
substitusi, exchange of claim dan transformasi.
a. Substitusi
artinya pengganti. Dalam kaitan dengan uang,adalah penggantian uang kartal
dengan uang giral oleh bank.
b. Exchange
of claim yaitu bank memberikan kredit kepada nasabahnya, tetapi bank tidak
memberikan uang tunai kepada nasabahnya melainkan dengan membuka suatu
rekening, baik rekening giro maupun rekening khusus pinjaman dengan
mencantumkan saldo kredit, dan untuk itu
kepada nasabah diberikan buku cek untuk bisa digunakan kapan dia mau untuk menguangkan kredit tersebut. Jadi kredit
diberikan dalam uang giral tidak dalam
bentuk uang kartal.
c. Transformasi
adalah dengan menuangkan uatng pihak ketiga baik swasta maupun pemerintah.
Misalnya nasabah menjual surat – surat berharganya kepada bank. Bank membeli
surat berharga tersebut dan tidak membayar dalam uang tunai melainkan dengan
menambahkan saldo kepada rekening nasabah sehingga rekening nasabah bertambah
sebesar harga yang disepakati atas surat berharga tersebut.
4.
Bank
dan Ekonomi Masyarakat
Ekonomi
masyarakat akan tumbuh dan berkembang sejalan dengan perkembangan dan kemajuan
bank dalam melayani kebutuhan masyarakat. Bank dituntut untuk maju ke depan
sebagai pemberi informasi yang cepat dan akurat sekaligus sebagai penyandang
dana keuangan bagi berbagai transaksi bisnis baik berskala lokal, nasional dan
internasional. Ada dua macam masyarakat yang berhubungan dengan bank, yaitu
para nasabah dan masyarakat umum. Para nasabah adalah masyarakat yang mempunyai kepentingan
langsung dengan bank. Mereka adalah :
a. Para penyimpan uang baik dalam bentuk giro, deposito atau
tabungan
b. Para penerima kredit bank (debitur)
c. Penerima transfer uang
d. Pengirim transfer uang
e. Para pedagang perantara pasar modal
Pola Dasar Manajemen Bank
1.
Perumusan
kebijaksanaan
a. Kebijaksanaan
yang dirumuskan sesudah perkembangan – perkembangan matang terhadap konsekuensi
dari semua pilihan yang tersedia
b. Kebijaksanaan
yang timbul dari tindakan tunggal atau berulang – ulang. Bidang kegiatan
bank yang perlu
dirumuskan dalam wujud kebijaksanaan dasar, umumnya meliputi bidang penting bagi aktivitas bank, yaitu :
-
Tipe nasabah yang dilayani
-
Jenis pelayanan pada nasabah
-
Daerah atau wilayah pelayanan
-
Metode meraih bisnis
-
Distribusi aktiva produktif
-
Preferensi likuiditas
-
Persaingan
-
Pengembangan dan latihan staf
-
Kantor atau ruang bank
2.
Perencanaan
dan pengembangan organisasi
a. Pengelompokan
fungsi – fungsi
Prosedur pertama perencanaan organisasi adalah
penngelompokan yang logis dari kegiatan
– kegiatan bank. Dengan proses demikian,
pengetahuan dan keterampilan maksimum dapat dimasukan pada masing –
masing usaha.
b. Pelimpahan
tanggung jawab
Orang
yang paling bertanggung jawab atas keberhasilan seluruh usaha bank adalah
direktur utama. Pelimpahan tanggung jawab merupakan salahsatu cara atasan
meningkatkan efektivitasnya dalam mencapai tujuan bank. Sukses atau gagalnya
seorang atasan tidaklah diukur dengan prestasinya sendiri, tetapi dengan total
usaha bagiannya. Tercapainya kesuksesan hampir selalu merupakan usaha
berkelompok dalam suatu bagian.
c. Garis
wewenang
Prinsip
dasar adalah diberikannya wewenang yang
cukup untuk memungkinkan pelaksanaan tanggung jawab yang
ditugaskan. Garis wewenang haruslah jelas dan haruslah bergerak dari atas ke
bawah. Pelimpahan wewenang tersebut
hendaklah sebaiknya secara tertulis dan sebuah kopinya diberikan kepada masing
– masing orang yang bersangkutan.
d. Lingkup pengawasan
Efektivitas dari lingkup atau jangkauan pengawasan harus
memperhatikan beberapa faktor. Dalam bagian perkreditan tertentu seperti bagian
kredit komersial , tugas – tugasnya kompleks sehingga meminta banyak interaksi
antara para poejabat kredit. Sedangkan dalam kredit cicilan, tugasnya tidak
sekompleks seperti pada bagian kredit komersial.
e. Hubungan staff dan garis
Fungsi garis adalah langsung menyangkut pencapaian tujuan
bank, seperti pengolahan rekening deposito dan kredit. Pejabat kredit adalah
pejabat garis. Dengan menangani permohonan kredit, ia melaksanakan tugas yang
langsung bagi pencapaian tujuan bank. Sebaliknya pejabat personalia adalah
pejabat staff. Ia membantu pejabat garis melaksanakan tugas mereka secara lebih
efektif dengan memberikan nasehat, bimbingan dan bantuan, tetapi tidak
mempunyai wewenang terhadap mereka.
f. Fleksibilitas struktur organisasi
Fleksibilitas bank
yaitu kemampuan untuk mengembangkan dan menciut menurut volume bisnis
atau keadaan lainnya. Untuk itu, struktur organisasi harus dibuat berdasarkan
fungsi dan tugas bukan berdasarkan orang.
g. Spesifikasi dan prosedur
Spesifikasi menggambarkan hal yang ideal, bukan yang
faktual, dan yang dipakai sebagai dasar dan tujuan menyeleksi pegawai.
Sebaiknya pula perusahaan memutuskan dan menuliskan prosedur organisasi yang
menyangkut lebih dari satu bank. Uraian tertulis hendaklah menunjukan prosedur
langkah demi langkah yang harus diambil dan siapa yang bertanggung jawab untuk
masing – masing langkah tersebut.
3.
Staffing dan manajerial skill
a. Proyeksi kebutuhan tenaga kerja
Keberhasilan
sebuah bank langsung tergantung
kepada mutu dari karyawannya.
Dalam
memproyeksi kebutuhan tenaga
kerja, langkah pertama adalah
mengelompokan
posisi – posisi ke dalam klasifikasi yang sedikit
mungkin. Kemudian dibuatlah
proyeksi perkiraan jumlah
lowongan pada masing – masing kelompok.
b. Inventarisasi tenaga kerja yang ada sekarang
Jumlah
staff yang ada sekarang dikelompokan menurut kapasitas mereka memenuhi
persyaratan satu atau lebih kelompok yang terdapat dalam proyeksi tenaga kerja.
Kemudian dibuatlah ramalan tentang kapasitas mereka pada waktu tertentu di masa
depan.
c. Program latihan dan pengembangan
Istilah
latihan menunjukan peningkatan keterampilan kerja, sedangkan istilah
pengembangan umumnya digunakan untuk
membantu seseorang menanamkan ciri – ciri kepribadian tertentu.
d. Penempatan jabatan
Ada 4 faktor yang perlu diperhatikan dalam
penempatan pejabat yaitu :
-
Kebutuhan
– kebutuhan yang segera
-
Kebutuhan
– kebutuhan di masa depan
-
Program
latihan dan pengembangan
-
Keadilan
e. Adminstrasi gaji
Program
administrasi gaji haruslah benar – benar terpadu dan konsisten. Pada dasarnya
bank memberikan imbalan kepada para pegawai dengan cara yang sedemikian rupa
sehingga sesuai dengan sumbangan mereka kepada perusahaan, mempertahankan
pegawai yang bemutu dan mencapai moral yang tinggi. Salah satu cara yang
sederhana untuk melangkahkan ke arah yang tepat adalah meninjau kembali skedul
gaji itu secara berkala.
4.
Pengawasan internal
a. Penetapan tujuan
Istilah tujuan dapat secara luas ditafsirkan meliputi
rencana jangka panjang bank, sasaran operasional jangka pendek, dan bahkan
tujuan departemental atau tujuan individual sehari-hari. Jadi, secara harfiah tujuannya adalah
menyeimbangkan tujuan jangka pendek dengan tujuan jangka panjang.
b.
Pentingnya
pengawasan
Kelancaran
operasional bank adalah kepentingan paling utama dari direksi. Melalui pengawasan,
para manajer dapat menentukan tercapai tidaknya harapan mereka. Di samping itu,
pengawasan ini dapat membantu manajer mengambil keputusan yang lebih baik.
c.
Standard pengawasan
Pada
dasarnya standar pengawasan itu ada 2 macam, yaitu :
-
Suatu
ukuran tertentu didasarkan pada data dari periode sebelumnya.
-
Standar
yang didasarkan atas tujuan – tujuan yang telah ditetapkan.
d.
Anggaran
pengawasan
Pada
dasarnya anggaran meliputi 3 ide, yaitu :
-
Dokumen
anggaran memuat perkiraan hasil operasi bank.
-
Semua
data anggaran itu hendaklah secara internal sesuai dan terintegrasi dengan baik
-
Hasil
- hasil sesungguhnya dapat dibandingkan
dengan taksiran anggaran.
e.
Akuntansi
tanggungjawab
Pemakaian
akunting pertanggung jawaban ini berarti perlunya menetapkan harga – harga
transfer untuk output dan jasa – jasa yang yang diberikan oleh satu unit
organisasi ke unit organisasi lainnya. Alat yang dipakai adalah harga transfer
dana yang membebankan suatu tarif biaya pada kantor cabang pemakaian dana dan
membayarkannya kepada kantor cabang pensuplai dana.
f.
Perencanaan
laba
Sekarang
ini banyak perusahaan yang memakai suatu bentuk pengawasan baru yang
menggabungkan pengawasan yang efektif dengan bantuan yang sangat berharga dalam
memaksimumkan kesempatan – kesempatan laba. Bentuk pengawasan inilah yang
disebut sebagai profit planning (perencanaan laba) terdiri dari
penetapan tujuan – tujuan yang berimbang dan disesuaikan dengan baik untuk
setiap item neraca dan daftar rugi/laba.
g.
Sistem
informasi manajemen
Suatu
perkembangan mutakhir dalam perbankan adalah desain dan pemasangan sistem
informasi manajemen yang ciri – cirinya banyak bergantung pada pemakaian
komputer dan peralatan pengolahan data lainnya. Kemajuan peralatan ini telah
menciptakan kesempatan untuk meningkatkan peranan fungsi akunting bank.
h.
Program
internal audit
Unsur
dasar dari audit interna meliputi verifikasi aktiva dan pasiva, menentukan
keseksamaan ayat – ayat penghasilan dan ongkos, memastikan kebenaran pemakaian
prosedur bank yang telah ditetapkan (terutama dalam pengurusan uang), dan
menyarankan perbaikan cara – cara operating. Audit internal ini selalu lebih
ketat daripada pemeriksaan buku – buku bank oleh para pemeriksa bank (bank
examiners)
5.
Sistem manajemen bank
a. Unit banking sistem
Ciri
– ciri utama dari bank yang menganut Unit Banking dalam sistem manajemennya
adalah :
-
Organisasinya
kecil
-
Ruang
lingkup operasionalnya terbatas
-
Hanya
sedikit sekali adanya delegation of authority
-
Keputusan
kredit dapat lebih cepat karena prosedurnya tidak berbelit dan langsung
ditangani direksi
-
Karena
sistemnya kesatuan maka kekuasaan bisa terhimpun satu tangan.
b. Branch banking
sistem
Kelebihan
– kelebihan sistem branch banking
-
Organisasi
besar dengan jaringan operasional luas
-
Kantor
Pusat memikirkan perencanaan pengembangan bank dalam perspektif jangka panjang,
sedangkan cabang – cabang dan kantor wilayah bisa memikirkan rencana – rencana
jangka pendek.
-
Penerapan
sistem organisasi lini dan staff dengan wawasan yang luas dapat lebih
berkembang
-
Ada
delegation of authority yang lebih jelas dan mantap, terutama dalam wewenang
pemberian kredit berdasarkan status
-
Bidang
usaha yyang di biayai bank dapat lebih luas variasinya karena menyangkut
berbagai daerah, bahakan sampai ke luar negeri.
Kelemahan sistem branch banking
-
Bagi
kredit yang berjumlah besar memakan waktu cukup lama karena harus melalui
jenjang status, misalnya ke cabang di atasnya dan kantor wilayah.
-
Sering
tidak meratanya keterampilan manajerial dan teknis di cabang - cabang .
c. Group and chain banking system
Beberapa bank
menggabungkan diri dalam pola
manajemen terutama
soal dana dan kredit
yang dipimpin oleh salah satu bank terbesar dalam
kelompok atau perorangan
yang merupakan pemegang
saham terbesar.
d. Mixed system
Sistem ini
paling susah dipantau
karena pada bagian kegiatan tertentu menggunakan unit
sistem dan pada
bagian lain menjalankan
branch system.
6.
Sound banking business
Performance atau penampilan hasil usaha diukur dari 5
indikator yang disebut CAMEL, yaitu :
a.
Capital
adequacy (permodalan)
Adalah berkaitan dengan penyediaan modal sendiri yang
diperlukan untuk menutup resiko kerugian yang mungkin timbul dari penanaman
dana aktiva – aktiva produktif yang mengandund resiko serta untuk membiayai
penanaman dalam benda tetap dan inventaris.
b.
Assets
quality (kualitas aktiva
produktif)
Sering juga disebut earning assets yaitu semua aktiva (baik rupiah maupun
valuta asing yang dimiliki bank) dengan maksud untuk memperoleh penghasilan
sesuai dengan fungsinya.
c.
Management
of risks (manajemen resiko)
Merupakan inti dari pengukuran masyarakat apakah sebuah
bank terlah dikelola berdasarakan asas – asas perbankan yang sehat atau
dikelola secara tidak sehat.
d.
Earning
ability (rentabilitas)
Adalah
kemampuan bank menghasilkan keuntungan yang wajar sesuai dengan line of
business.
e.
Liquidity
sufficiency (likuiditas)
Adalah
kemampuan bank untuk memenuhi kewajiban – kewajiban yang segera ditagih
(berjangka sangat pendek).
Sumber
Data:
repository.binus.ac.id/content/J0152/J015246763.ppt
rostisetiawati1962.files.wordpress.com/.../manajemen-dana-bank1.ppt